Istilah
Smart Street Marketing terdiri dari 2 (dua) kata utama yaitu kata STREET dan SMART, sehingga kedua kata tersebut dapat
dikombinasikan menjadi:
2.
Smart ‘Street Marketing’
Kepopuleran kedua istilah diatas dapat dilihat dari
banyaknya informasi mengenai istilah tersebut dari situs pencarian Google.
|
Istilah
|
Hasil (result)
di www.google.co.id
|
|
Street
Smart Marketing
|
699
|
|
Street Smart
|
1.580.000
|
|
Smart
Street Marketing
|
10
|
|
Street Marketing
|
287.000
|
|
Bandingkan dengan:
|
|
|
Viral Marketing
|
4.950.000
|
|
Marketing
|
695.000.000
|
|
Consumer
|
327.000.000
|
Sumber:
Divisi Riset PPM Manajemen, per tanggal 18 Juni 2008
Kedua
istilah tersebut memiliki definisi yang berbeda, dibawah ini terdapat beberapa
pemahaman terkait.
Definisi Street Smart
“street-smart
• adj. inf. having the skills and knowledge necessary for dealing with modern
urban life, esp. the difficult or criminal aspects of it: a street-smart
hustler on a motorcycle. • n. (street smarts) these skills and knowledge: take
the advice of somebody who's got a little more street smarts than you.”
(Sumber: The Oxford
Pocket Dictionary of Current English 2008)
Istilah street
smart kerap dibandingkan dengan book smart. Terdapat perbedaan mendasar
mengenai karakter kedua individu yang berlabel Street Smart (SS) dan Book
Smart (BS). Orang-orang SS mendapatkan informasi dan
pengetahuan langsung dari pengalaman yang dikerjakannya sehari-hari. Sebaliknya,
orang-orang BS mendapat pengetahuan tentang apa yang akan dikerjakannya dari
literatur buku, atau dari sekolah (school
smart), dan sangat mementingkan masalah akademiknya (study oriented).
(Sumber
:blogfrandi.wordpress.com)
Berikut ini adalah karakteristik dari Street Smart dan Book
Smart :
|
PERBEDAAN
|
STREET SMART
|
BOOK SMART
|
|
1. Cara berpikir dalam menyelesaikan masalah
|
Imajinatif
|
Sistematis
|
|
2. Sikap terhadap aturan dalam mencapai tujuan
|
Break the Rules
|
Follow the Rules
|
|
3. Dasar penyampaian solusi
|
Pengalaman
|
Konseptual
|
|
4. Dasar analisa
|
Observasi langsung
|
Data/informasi
sekunder
|
|
5. Dasar pemahaman terhadap orang lain/konsumen
|
Hasil komunikasi yang dilakukan secara langsung
|
Artikel/rujukan
lain
|
|
6. Kecenderungan perilaku
|
Praktis
|
Berdasarkan
teori/dasar yang kuat
|
|
7. Perilaku dalam melakukan pemasaran
|
Cenderung melakukan Trial &
Error
|
Cenderung melakukan
tahap demi tahap
|
|
8. Perilaku terhadap perubahan
|
Fleksibel
|
Kaku
|
|
9. Sasaran
|
Short-Term Rapid Growth
|
Long-Term Stable Growth
|
|
10. Faktor penting yang dipercaya dalam karir pemasaran
|
Pendidikan formal
|
Pengalaman praktis
|
Sumber : Divisi Riset PPM
Manajemen 2008
Definisi STREET MARKETING:
“Street marketing is the art of taking your product
directly to the people to whom you're trying to sell.” (www.nfib.com)
“Street marketing: It's a matter of smarts. He highest
compliment you could pay someone was to say he or she was "street
smart." This indicated that person knew how to get things done, with a
common-sense-no-non-sense approach to life. This same common sense approach is
what makes street marketing ideal for the small business owner looking to
create a big impression on a limited budget“” (www.bnet.com)
“Street marketing is a way of communing with youth
culture. To do this, we have to understand their lifestyle, take into account
their particular ambitions and buying patterns and identify their interests
(music, sports, fashion, media and new technology).”
Fenomena street marketing bukanlah
praktek pemasaran baru di masyarakat. Munculnya kegiatan tersebut disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain:
ô
Penggunaan iklan di TV sebagai media komunikasi mulai dirasa kurang efektif
dalam mempengaruhi konsumen.
Bertambahnya jumlah channel
televisi menyebabkan jumlah space
untuk iklan bertambah. Hal itu dapat dilihat dari peningkatan belanja iklan perusahaan
untuk TV yang menurun dari 17% di tahun 2006 menjadi 13% di tahun 2007 (AC
Nielsen), dan proporsi iklan media TV tidak sebanyak proporsi Dari sudut
pandang konsumen, menonton iklan TV menjadi kegiatan yang kurang disukai,
sehingga timbul keinginan untuk mengganti saluran TV saat acara yang ditonton break/selesai.
Oleh karena itu, menggunakan iklan/advertising saja tidaklah cukup agar merek tersebut dilirik oleh konsumen.
Media-media baru pun mulai bermunculan, para pemasar dituntut semakin aktif berkomunikasi
dengan konsumennya. Aktif berarti sebisa mungkin komunikasi merek mereka menyentuh
target konsumen sebanyak-banyaknya. Sehingga bauran promosi tidak hanya dapat
dilihat di rumah tetapi juga dapat dilihat/didengar saat mereka beraktivitas. Sehingga
banyak bermunculan media-media baru yang dianggap lebih efektif dalam
berkomunikasi.
ô
Teknologi muncul di berbagai media baru
Tren media yang digunakan untuk berkomunikasi lebih banyak
mengarah pada internet, mobile technology,
dan database. Bentuknya
dapat kita lihat mulai dari iklan sampai alat-alat promosi penjualan.
Internet dapat dikatakan sebagai media yang mulai
diperhitungkan sebagai salah satu bauran promosi, hal tersebut dapat
disimpulkan karena peningkatan jumlah penggunannya cukup tinggi di Indonesia. Jumlah
pengguna internet tahun 2007 mencapai 20 juta orang, yaitu sekitar 8.5% dari
jumlah populasi di Indonesia dan meningkat 900% dibandingkan tahun 2000. (Sumber:
www.internetworldstats.com).
Sehingga, media tersebut merupakan mulai diperhitungkan sebagai salah satu
bauran promosi.
Viral Marketing adalah teknik pemasaran yang menggunakan social network untuk meningkatkan brand awareness dalam meraih objek pemasaran.
Viral
Marketing dapat menjadi word-of-mouth dengan penyebaran melalui jaringan internet. Umumnya content
yang disebarkan adalah cerita lucu atau informasi.
Meningkatnya penggunaan media luar ruang mengindikaskan
bahwa masyarakat di Indonesia lebih banyak menghabiskan waktu di jalan. Bentuknya bermacam-macam, dari iklan yang ada
di mobil, taxi, bus, billboard,
sampai pintu elevator di gedung-gedung.
Contoh-contoh Street Promotion
|
PERUSAHAAN
|
BENTUK PROMOSI
|
KETERANGAN
|
|
Duracell
|
Iklan di Escalator
& Gardu Listrik
|
![]() |
|
IKEA
|
Ikea Creative Street
Marketing (Japan)
|
Untuk
memperingati hadirnya musim cherry blossom (Spring Season), IKEA mendekorasi
kereta api dengan mencat badan kereta, mengganti interior dengan produk IKEA.
Tujuan yang ingin dicapai adalah menciptakan perasaan homey dimana saja.
![]() |
|
Soto Gebrak
|
Soto Gebrak
|
Menjual soto dengan cara menggebrak botol kecapnya
sehingga membuat pengunjung kaget karena hentakan yang terjadi.
|
The Body Shop(Sumber : Majalah Marketing – Februari 2008) |
Anita Roddick : Sang Penentang Arus |
Panduan visi, kegilaan, insting, optimisme, story telling, dan kampanye sosial menjadi kunci suksesnya. |
Film ”Pocong” |
Untuk mempromosikan filim ”Pocong” pihak rumah produksi membuat sebuah boneka pocong dengan ukuran relatif besar yang diletakkan di perempatan jalan. |
|
Sampoerna |
TV di atas kantor polisi di perempatan jalan |
Menggunakan TV flat sebagai media iklan yang diletakkan di perempatan jalan. |
Trenz, Softener SoKlin |
Iklan |
Menaruh iklan yang menarik di sebuah pusat perbelanjaan di Selatan Jakarta. |
Unilever |
Festival Jajanan Bango |
|
Majalah CHIC |
CHIC-ers Talk |
Mengadakan acara KopDar antara pembaca majalah Chic. |
Ayam Bakar Wong Solo |
Memiliki latar belakang cerita pribadi mengenai pemilik restoran tersebut yang membuat sensasi. |
|





Membuka stand
serta menghadirkan berbegai jenis masakan Indonesia yang diolah dengan
menggunakan kecap Bango.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar